Eksportir Udang Khawatirkan Pasokan
(Republika, 15 September 1999)
Cilacap, Bernas
Kunto wakil dari PT Almina Utama menyampaikan keluhannya itu ketika berdialog dengan Irjenbang Ir Gunawan Hadi Susilo di kompleks Kawasan Industri Cilacap hari Senin (13/9). "Perusahaan kami kini berproduksi karena pasokan udang dari nelayan tidak ada sama sekali. Bagaimana nanti jika pabrik-pabrik baru sebagai pesaing kami sudah berproduksi" katanya.
Disebutkan, pada awal berdirinya pabrik tersebut pada tahun 1985, tidak ada kendala kekurangan bahan baku. Ekspor udang ke beberapa negera terutama Jepang sangat lancar. Namun seiring krisis ekonomi yang mestinya mempunyai nilai lebih, bahan baku di Cilacap berkurang dan ikut mahal. Perusahaan itu akhirnya memilih tidak berproduksi menunggu iklim yang baik sehingga nelayan Cilacap berproduksi kembali.
Menanggapi keluhan tersebut, Irjenbang menyatakan sangat setuju dengan gagasan bupati H Herry Tabri Karta SH di mana pengusaha cold storage agar menjalin kerja sama dengan nelayan. "Jangan kalau sudah kekurangan bahan baku terus mengeluh. Mestinya dulu sewaktu belum ada masalah sudah menjalin kerja sama dengan para nelayan," katanya.
Kalau kerja sama dengan nelayan sudah dijalin sejak lama, maka saat akan dibukanya pabrik baru tidak akan mengalami kendala persaingan. Selain itu disarankan pula agar para investor cold storage ikut memperkuat jajarannya dengan investasi di bidang penangkapan ikan dan udang.
Terlebih lagi kawasan selatan Cilacap sekarang ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini terbuka lebar bagi investor di bidang kelautan terutama menggarap perairan ZEE untuk menangkap ikan tuna. Jumlah perusahaan kapal baik lokal maupun asing yang menggarap lahan itu belum banyak. Jika itu dilakukan maka kekurangan bahan baku bagi industri pendinginan ikan dan udang tidak akan menemui kendala.
Untuk tenaga terampil bidang kelautan dan nelayan saat ini sudah ada diklat nelayan yang menghasilkan tenaga nelayan trampil. Mereka juga dibekali ilmu melaut modern sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor kapal-kapal ikan.
Selain PT Almina Utama dan Central Jaca Cold storage (Cenjaco) kini su- dah berproduksi industri pengalengan ikan sebanyak dua buah. Kehadiran pabrik baru itulah yang dianggap akan mengancam kelangsungan pabrik lama seperti Almina Utama. (chr)
-- Back --