Istilah Ekonomi Pertanian
Sektor pertanian | Pengertian sektor pertanian yang menjadi fokus atau yang diartikan dalam RAPBN 1998/1999 adalah pertanian yang lebih memantapkan swasembada pangan secara efisien, peningkatan daya saing produk pertanian untuk meningkatkan ekspor nonmigas, dan percepatan upaya penghapusan kemiskinan di pedesaan sekaligus meletakkan landasan yang kukuh bagi pengembangan sistem pertanian berkelanjutan yang berbudaya industri yang efisien. |
Agrobisnis | Pengembangan usaha tani secara terpadu sejak penyediaan agro input, penanaman sampai pemasaran hasil. |
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) | Pola pengembangan kelapa sawit yang merupakan salah satu alternatif pola pengembangan perkebunan nasional, di samping pola Unit Pelaksana Proyek (UPP), pola swadaya dan pola Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Tujuan pola PIR ini antara lain untuk alih teknologi, peningkatan dan pemerataan pendapatan petani, kemandirian petani, pembangunan wilayah dan peningkatan pendapatan devisa. Pola PIR ini diatur dalam Keputusan Presiden RI No 11 Tahun 1974 Tertanggal 11 Maret 1974. Dalam pola ini, perusahaan besar bertindak sebagai inti, berkewajiban memberikan modal, teknologi, input kepada petani di sekitarnya sebagai plasma dalam suatu kerjasama yang menguntungkan dan berkesinambungan. |
Double squeeze development | Sebuah istilah yang menggambarkan adanya jepitan dari dua sisi pada sektor pertanian di berbagai negara. Sektor pertanian dianggap vital untuk mendukung program industrialisasi karena merupakan pemasok bahan makanan. Karena itu seringkali harganya ditahan atau ditekan agar tak melonjak. Akan tetapi, di sisi lain pemerintah tak cukup mampu menahan kenaikan harga-harga masukan untuk berproduksi bagi petani seperti harga pupuk dan lainnya. |
Sektor Agraria (Agricultur Sector) | Sektor pertanian/agraria mencakup berbagai kegiatan pertanian. Indonesia merupakan negara agraris/pertanian karena sebagian besar masyarakat ekonomi berada di sektor ini. Sektor pertanian tadinya memberikan sumbangan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, dan juga memberikan sumbangan devisa. Namun, kebijakan pemerintah yang lebih memfokuskan diri pada sektor industri satu dekade terakhir ini, membuat peranan pertanian menjadi menurun, sekalipun tetap saja 75 persen dari rakyat Indonesia berada di sektor ini. Namun sektor pertanian yang makin tidak menarik, membuat banyak petani meninggalkan sektor ini dan berurbanisasi ke kota-kota besar. |
Petani Marjinal | Petani yang mengerjakan tanah pertanian dengan hasil yang sangat marjinal, yang hanya cukup untuk menutup biaya produksi dengan harga-harga tertentu. Bila harga tertentu tadi turun, maka petani marjinal ini akan menganggur atau apabila mereka bekerja terus maka mereka akan menderita kerugian. |
Nilai Tukar Petani | Hasil perbandingan antara indeks harga yang diterima (IT) dan indeks yang harus dibayar petani (IB). Hasil ratio ini menunjukkan kondisi petani sangat baik apabila lebih besar 100. Sementara kondisi buruk apabila kurang dari 100. Secara sederhana dapat dipandang sebagai salah satu ukuran untuk melihat sejauh mana posisi petani dalam dinamika pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, apakah petani diuntungkan dalam kemajuan pertumbuhan ekonomi itu atau malah sebaliknya "buntung". |
Agroindustri | Kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri mencakup Industri Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP), dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP). Strategi pengembangna agroindustri ditujukan untuk menyelamatkan hasil panen, meningkatkan secara maksimum daya manfaat, memberikan nilai tambah yang optimum bagi produsen, sehingga meningkatkan pendapatan, meningkatkan devisa negara non migas dan meningkatkan daya serap tenaga kerja dengan membuka spektrum baru lapangan kerja yang luas dan beragam. |